Senin, 10 Desember 2012

Mendidik dan mengembangkan bakat anak

Setiap anak dianugerahi minat dan bakat yang berbeda-beda. Bakat merupakan potensi dalam anak yang harus dirangsang terlebih dahulu, sehingga terlihat sebagai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus yang menjadi bekal hidupnya kelak.
Disinilah diperlukan peran orangtua, karena dari keluargalah bakat maupun sifat-sifat anak dapat terbentuk hingga dewasa. Jadi, peran orangtua dalam mengenal, mengarahkan, dan mengembangkan bakat sangat besar. Orang tua harus mengenal dulu apa bakat si anak, sebelum mulai diarahkan dan dikembangkan seoptimal mungkin, apakah dengan ikut les, kursus, pendidikan non formal atau aktivitas lain yang mampu mengembangkan bakat anak. Untuk mengetahui apa bakat si anak, diperlukan kepekaan dan sensitivitas orangtua, sebab anak usia satu tahun pun, kadang sudah mulai memperlihatkan bakatnya. Ada yang mulai suka menyanyi, mencoret-coret, memegang alat musik lalu memainkannya, dan masih banyak lagi.
Faktor terbesar yang mempengaruhi bakat anak adalah lingkungan sekitar, selain lingkungan keluarga, juga sekolah. Bakat anak bisa saja berubah, berkembang, atau malah tidak berkembang karena faktor lingkungan ini. Orangtua memegang peranan penting, karena merekalah yang paling dekat dengan anak. Bakat yang dimiliki tiap anak berbeda-beda, ada yang berbakat menyanyi, bermain alat musik, menggambar, olahraga, merangkai robot, tertarik pada seni peran dan sebagainya. Beruntung kini banyak tempat les atau kursus yang memudahkan orang tua dalam mendidik dan mengembangkan bakat anaknya.
Menurut Lilik Yulianti Prayugo dari Global Art, Seni melukis atau menggambar bagi anak dapat menjadi media untuk mengungkapkan perasaannya, berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya dengan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing anak. Pendidikan kursus menggambar bagi anak tidak hanya melatih ketrampilan tangan, tetapi juga melatih mata, pembentukan persepsi serta menumbuhkan rasa estetika. Pendidikan dan kursus gambar atau melukis tidak mutlak menjadikan seorang anak berprofesi sebagai pelukis, tetapi ia dapat menjadi “pelukis” dalam kehidupannya sehari-hari, menjadi seorang yang kreatif, inovatif, dinamis, berjiwa besar dalam keberagaman profesi yang dipilih oleh anak tersebut.
Metode pendidikan dari tempat kursus menggambar bertujuan membantu anak mengembangkan bakat dan kreativitas melukis, menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri. Dengan sistem kelas pendidikan non formal, anak dapat belajar melukis secara santai, bebas berekspresi mengungkapkan ide, dan adanya interaksi dengan teman sebaya akan menciptakan suatu iklim kompetisi yang sehat, saling belajar dari kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan terus mengasah ketrampilan sehingga ia dapat menjadi “pelukis” sejati dalam kehidupannya.
Semua anak pada dasarnya menyukai musik, tetapi jika kita cermat memperhatikannya akan tampak tingkat kesukaan yang berbeda-beda. Jika sejak usia bayi, ia tertawa saat mendengar musik, menggerakkan tangan dan kaki secara alami, atau memiliki musik atau lagu-lagu favorit, ada baiknya memperbanyak kesempatannya untuk bersentuhan dengan musik seperti olah vocal dan penguasaan alat musik. Mengenalkan musik pada anak sejak usia dini akan sangat membantu perkembangan pada kemampuan otak kiri yang dalam tugas sehari-harinya memproses informasi atau bahasa yang masuk ke otak.
Terdapat pula hubungan yang sangat erat antara musik dan daya nalar kemampuan untuk menangkap informasi tertentu dengan cepat dan dapat membuat gambaran secara mental atas hal-hal yang dilihat. Intelegensia seperti ini, dimana seseorang dapat memvisualisasikan berbagai elemen pada saat bersamaan sangat penting fungsinya untuk banyak
hal, dari menyelesaikan tugas matematika yang kompleks sampai pada kemampuan untuk mengingat apa saja yang akan diperlukan.

Permainan catur dapat meningkatkan kreativitas dalam pengembangan bakat anak. Permainan ini dapat mengembangkan daya ingat, karena dengan bermain catur, anak akan belajar teori yang sangat komplit melalui cara pembukaan yang sangat bervariasi dengan mengingat langkah-langkah dalam berstrategi. Catur mengajarkan anak menjadi mandiri untuk membuat keputusan yang penting berdasarkan pengamatan sendiri, meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas, serta mengembangkan kemampuan anak untuk memprediksi dan melihat segala kemungkinan yang akan terjadi dari setiap langkah yang diambilnya.
Pengajaran Robotika pada anak juga lebih mengembangkan kemampuan motorik, kemampuan bersosialisasi dalam grup, melatih kemampuan kognitif, belajar bagaimana berkreasi dan membangun daya imajinasi dengan pengenalan dasar-dasar komponen elektronik, pemasangan kabel, kegunaannya, dan lain sebagainya. Dengan begitu, selain merangsang kreativitas, pelajaran robotika pun mengajari anak tentang ilmu teknik. Anak yang tertarik robotika akan dilatih melihat rancangan gambar teknik kendaraan, bangunan, atau mesin untuk kemudian diminta menyusunnya, mereka pun dituntut berkreasi dengan menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasinya. Bila sejak kecil anak sudah dikenalkan dengan ilmu teknik seperti itu maka kelak setelah dewasa anak akan terpacu untuk menciptakan sesuatu, hal ini diungkapkan oleh Lilik Yulianti P. dari sekolah robotika Creative Kids.
Itulah kiranya hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua, agar bakat yang dimiliki anak senantiasa berkembang. Kegiatan pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya. Apabila dalam setiap kegiatan pembelajaran bakat anak selalu dieksplor maka secara otomatis alat-alat kognisi anak juga ikut belajar. Alat-alat kognisi yang dimaksud di sini adalah otak, otak yang belajar adalah otak yang berkembang, otak yang selalu didayagunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar